Lebih baik mana ber-Ilmu atau ber-Harta....? (Adab Seorang Pelajar Terhadap Dirinya Sendiri)
27 Januari 2010 pukul 18:22
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Ilmu
itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjagamu sedangkan kamulah
yang akan menjaga harta. Ilmu itu hakim (yang memutuskan berbagai
perkara) sedangkan harta adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan
harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah
tiada akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati
manusia."(Adabud Dunyaa wad Diin, karya Al-Imam Abul Hasan Al-Mawardiy, hal.48)Adab Seorang Pelajar Terhadap Dirinya Sendiri
- Ilmu Adalah Ibadah
- Sesuatu
yang paling pokok dari adab ini bahkan pada semua perkara yang
dianjurkan adalah engkau harus meyakini bahwa ilmu adalah ibadah.
Sebagian Ulama berkata: "ilmu adalah shalat secara rahasia dan ibadah hati.
- Jadilah
seorang Salafi sejati dengan cara mengikuti jalan yang ditempuh oleh
para Salafush Shalih dari kalangan para Sahabat serta orang-orang
setelah mereka yang mengikuti jejak mereka dalam semua masalah agama,
mulai dari masalah tauhid, ibadah dan selainnya. Tetap konsisten untuk
mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam dan
merealisasikannya dalam kehidupanmu dan jauhilah perdebatan,
memperlajari ilmu kalam (filsafat) serta segala hal yang mendatangkan
dosa dan menjauhkan dari syari'at Allah Ta'ala.
- Menghiasi
diri dengan rasa takut kepada Allah secara lahir dan batin dengan
senantiasa menjaga syari'at Islam dan menampakkan serta menyebarkan
Sunnah dengan cara mengamalkan dan mendakwahkannya serta menunjukkan
jalan menuju Allah dengan ilmu, akhlak dan amalmu, juga bersikap dewasa
dan jantan namun penuh toleransi dan akhlaq mulia. Inti dari semua ini
adalah rasa takut kepada Allah Ta'ala. Oleh karena ituImam Ahmad berkata: "Inti ilmu adalah rasa takut kepada Allah."
- Hiasilah
dirimu dengan merasa selalu mendapatkan pengawasan dari Allah Ta'ala
baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Berjalanlah
menuju Rabbmu dengan rasa takut dan penuh harapan, karena bagi seorang
muslim keduanya bagaikan dua sayap burung, hadapkan dirimu semuanya
kepada Allah, penuhilah hatimu dengan rasa cinta kepada-Nya dan lisanmu
dengan selalu berdzikir kepada-Nya serta selalu gembira, senang, suka
dengan semua hukum dan hikmahnya.
- Hiasilah
dirimu dengan etika-etika jiwa (hati), berupa menjaga kehormatan diri,
santun, sabar, rendah hati dalam menerima kebenaran, berprilaku tenang
dengan bersikap yang berwibawa, teguh serta tawadhu', juga mampu
menanggung beban berat selama belajar demi memperoleh kemulian ilmu
serta bersedia tunduk pada kebenaran.
- Bersikap
qana'ah dan zuhud. Yang dimaksud dengan zuhud di sini adalah tidak
berbuat yang haram serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menjerumuskan pada keharaman dengan cara menahan diri dari segala
syubhat juga tidak menginginkan terhadap apa yang dimiliki orang lain.
- Menghiasi
diri dengan keindahan ilmu berupa bagusnya budi pekerti, akhlak yang
baik dengan selalu bersikap istiqamah secara lahir maupun batin, serta
tidak melakukan segala yang bisa merusaknya.
- Selalu
berhias dengan muru-ah serta segala yang bisa membawamu kepada muru-ah
dengan selalu berakhlak mulia, berwajah manis saat bertemu, menyebarkan
slam, menolong orang lain, tegas tanpa sombong, gagah berani tanpa
kediktatoran, bersikap kesatria tanpa harus fanatik golongan dan punya
semangat yang menggelora tanpa harus seperti orang-orang jahiliyyah.
- Milikilah
sifat kesatria, berupa keberanian, tegas dalam mengatakan kebenaran,
berakhlak mulia, berkorban demi kebaikan agar engkau disegani oleh orang
lain, dan jauhilah sifat-sifat yang sebaliknya berupa tidak tabah,
tidak sabar, tidak bermoral. Karena itu akan menghancurkan ilmu dan
menyebabkan lisanmu tidak mau mengatakan sebuah kebenaran, yang
berakibat pada pertikaian pada saat tersebarnya racun-racun diantara
hamba Allah yang shalih.
- Janganlah
terus-menerus hanyut dalam kelezatan dan kemewahan, karena
"kesederhanaan termasuk sebagian dari iman" (riwayat Abu dawud (4161),
Ibnu Majah (4118) dengan sanad Shahih) dan ambillah wasiat dari Amirul
Mukminin 'Umar bin al-Khaththab dalam suratnya yang masyhur, didalamnya
tertulis: "jauhilah oleh kalian hanyut dalam kemewahan, dan senang
berhias dengan mode orang asing, bersikaplah dewasa dan berpakaianlah
secara sederhana (tidak mewah)...(HR. Ibnu Hibban (5454), Abu 'Awanah
(8514), al-Baihaqi dalam Sunan al-kubra (X/14) dengan sanad Shahih)
- Jangan
engkau injakkan kaki di tempat orang-orang yang bergelimang dengan
kemunkaran seta merobek-robek tirai kesopanan dengan berpura-pura bodoh
terhadap semua itu. Jika engkau melakukannya maka dosamu pada ilmu dan
ulama akan sangat besar.
- Jagalah
dirimu dari kegaduhan dan hiruk-pikuk, karena kesalahan seringkali
disebabkan oleh hiruk pikuk, dan ini dapat menafikan adab menuntut ilmu.
- Bersikaplah lemah lembut selalu
dalam tutur kata, jauhi ucapan yang kasar, karena ucapan yang lemah
lembut akan mampu menjinakkan jiwa yang sedang berontak. Sangat banyak
sekali dalil-dalil dari al-Qur-an dan as-Sunnah mengenai hal ini.
- Hiasilah
dirimu dengan selalu berfikir, karena orang yang berfikir akan bisa
mengetahui. Ada sebuah ungkapan: "Berfikirlah niscaya engkau akan tahu,"
oleh karena itu maka berfikirlah tatkala berbicara, dengan apa engkau
akan berbicara?
- https://www.facebook.com/notes/pustaka-imam-asy-syafii/lebih-baik-mana-ber-ilmu-atau-ber-harta-adab-seorang-pelajar-terhadap-dirinya-se/302192880900
Tidak ada komentar:
Posting Komentar